Oleh Audira Armanitya
|
25 Oktober 2023
Setiap bisnis besar berawal dari strategi yang matang. Tanpa arah yang jelas, bahkan ide terbaik pun sulit bertahan di pasar yang berubah cepat.
Menurut laporan Harvard Business Review (2024), 70% kegagalan bisnis baru bukan disebabkan oleh kurangnya ide, melainkan oleh lemahnya strategi dan eksekusi. Di era digital seperti sekarang, strategi bisnis tidak hanya berbicara tentang rencana penjualan, tapi juga bagaimana perusahaan membangun nilai, memahami pelanggan, dan beradaptasi terhadap perubahan teknologi serta perilaku pasar.
Artikel ini akan membahas bagaimana merancang strategi bisnis yang solid â dari perencanaan, analisis pasar, hingga implementasi yang berkelanjutan.
Simulasi Kredit
Tentukan jumlah dan tenor pinjaman
*Beberapa nominal pinjaman hanya dapat memilih tenor tertentu
*Biaya admin, bunga, dan tenor bervariasi untuk setiap pengguna
Baca Juga: 6 Cara Mendapatkan Pinjaman Modal Usaha
Apa Saja Elemen Kunci dalam Pengembangan Strategi Bisnis?
Tarik Dana Sekarang, Bayarnya Belakangan!
Bunga ringan, tenor hingga 9 bulan, limitnya hingga Rp50 juta. Tunggu apa lagi? Yuk, lakukan tarik dana sekarang!

1. Tentukan Visi dan Tujuan yang Terukur
Tarik Dana Sekarang, Bayarnya Belakangan!
Bunga ringan, tenor hingga 9 bulan, limitnya hingga Rp50 juta. Tunggu apa lagi? Yuk, lakukan tarik dana sekarang!
Langkah pertama dalam menyusun strategi bisnis adalah memiliki visi yang jelas dan tujuan yang dapat diukur (SMART Goals).
Visi menjelaskan mengapa bisnismu ada, sementara tujuan memberikan arah ke mana kamu akan melangkah.
Contohnya:
- Visi: “Menjadi penyedia layanan logistik lokal paling efisien di Indonesia.”
- Tujuan: “Meningkatkan volume pengiriman sebesar 25% dalam 12 bulan.”
Tujuan yang spesifik dan realistis membantu tim fokus serta mempermudah evaluasi hasil. Dalam jangka panjang, visi dan misi yang konsisten juga membangun identitas merek yang kuat di mata pelanggan
2. Analisis Pasar dan Kompetitor
Kamu tidak bisa merancang strategi bisnis tanpa memahami kondisi pasar dan siapa saja pesaingmu.
Gunakan pendekatan SWOT Analysis (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk memetakan kekuatan dan tantangan.
- Kekuatan (Strengths): apa yang membuat bisnismu unggul? Mungkin kualitas produk, harga, atau layanan pelanggan.
- Kelemahan (Weaknesses): apakah biaya operasional masih tinggi atau brand belum dikenal luas?
- Peluang (Opportunities): apakah ada tren baru yang bisa dimanfaatkan, misalnya lonjakan permintaan di pasar digital?
- Ancaman (Threats): apakah ada kompetitor besar yang mulai masuk ke segmen pasar yang sama?
Dengan analisis yang baik, kamu bisa menghindari strategi reaktif dan fokus pada diferensiasi bisnis yang benar-benar bernilai.
3. Fokus pada Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantage)
Tarik Dana Sekarang, Bayarnya Belakangan!
Bunga ringan, tenor hingga 9 bulan, limitnya hingga Rp50 juta. Tunggu apa lagi? Yuk, lakukan tarik dana sekarang!
Bisnis yang berhasil adalah bisnis yang tahu mengapa pelanggan memilih mereka.
Michael Porter, pakar strategi dari Harvard, menyebut bahwa keunggulan kompetitif bisa dibangun melalui tiga pendekatan utama:
- Harga (Cost Leadership): menekan biaya agar bisa menjual dengan harga lebih kompetitif.
- Diferensiasi (Differentiation): menawarkan produk atau layanan dengan nilai unik yang tidak mudah ditiru.
- Fokus (Focus Strategy): menargetkan segmen pasar tertentu dengan solusi yang sangat relevan.
- Contohnya, brand kopi lokal seperti Janji Jiwa berhasil karena fokus pada diferensiasi â menawarkan kopi berkualitas dengan harga terjangkau dan pengalaman pelanggan yang konsisten di berbagai cabang.
Menemukan dan mempertahankan keunggulan kompetitif adalah inti dari strategi jangka panjang.
Baca Juga: Cara Memutar Uang 500 Ribu Hingga Untung
4. Rancang Model Bisnis yang Berkelanjutan
Model bisnis adalah cara bisnismu menciptakan, menyampaikan, dan menangkap nilai. Gunakan kerangka seperti Business Model Canvas (BMC) untuk memetakan elemen penting:
- Segmen pelanggan (customer segments)
- Proposisi nilai (value proposition)
- Saluran distribusi (channels)
- Hubungan pelanggan (customer relationship)
- Sumber pendapatan (revenue streams)
- Aktivitas utama (key activities)
- Sumber daya (key resources)
- Mitra utama (key partners)
- Struktur biaya (cost structure)
Dengan peta ini, kamu bisa melihat gambaran utuh tentang bagaimana bisnis beroperasi dan di mana perlu perbaikan. Pastikan modelmu fleksibel agar mudah disesuaikan jika terjadi perubahan pasar atau regulasi.
5. Implementasi Strategi dan Pengukuran Kinerja
Strategi yang hebat tidak akan berguna tanpa eksekusi yang disiplin.
Tentukan indikator kinerja utama (Key Performance Indicators / KPI) untuk mengukur kemajuan. Misalnya:
- Pertumbuhan pendapatan per bulan.
- Jumlah pelanggan baru vs pelanggan bertahan.
- ROI dari kampanye pemasaran digital.
- Gunakan alat seperti Google Data Studio atau CRM Analytics untuk memantau hasil secara real time.
Dengan pemantauan rutin, kamu dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki lebih cepat â baik dalam pemasaran, operasional, maupun layanan pelanggan.
6. Kelola Risiko dan Adaptasi terhadap Perubahan
Setiap bisnis menghadapi risiko, mulai dari perubahan regulasi, fluktuasi harga bahan baku, hingga disrupsi teknologi.
Oleh karena itu, strategi yang baik harus mencakup rencana mitigasi risiko.
Beberapa langkah yang bisa diterapkan:
- Diversifikasi produk dan pemasok.
- Menyediakan dana cadangan untuk kondisi darurat.
- Menerapkan digitalisasi agar operasional tetap efisien.
Adaptasi cepat menjadi faktor penentu di era kompetitif. Seperti yang dilakukan banyak UMKM di masa pandemi â beralih ke kanal online untuk bertahan, bahkan tumbuh lebih cepat daripada sebelumnya.
7. Bangun Budaya Bisnis yang Kuat
Strategi bisnis tidak akan berjalan jika tidak didukung oleh budaya kerja yang sehat.
Pastikan seluruh tim memahami nilai inti perusahaan: integritas, kolaborasi, dan fokus pada pelanggan.
Budaya yang kuat meningkatkan loyalitas karyawan dan kualitas layanan, dua hal yang sangat berpengaruh terhadap reputasi jangka panjang.
Sebagaimana diungkap McKinsey (2024), perusahaan dengan budaya adaptif memiliki kemungkinan 3,7 kali lebih besar untuk mencapai kinerja finansial di atas rata-rata industri.
Strategi bisnis bukan sekadar rencana di atas kertas, melainkan sistem hidup yang harus dijalankan dengan disiplin dan terus diperbarui.
Mulailah dengan visi yang jelas, pahami pasar, temukan keunggulan kompetitif, dan pastikan eksekusi berjalan dengan pengukuran yang tepat.
Bisnis yang memiliki arah strategis tidak hanya bertahan dalam persaingan, tetapi juga berkembang di tengah perubahan.

Wujudkan Strategi Bisnismu Bersama JULO
Setiap strategi hebat membutuhkan dukungan modal yang tepat.
Dengan JULO Kredit Digital, kamu bisa mendapatkan pembiayaan fleksibel untuk menjalankan rencana bisnismu. Limit hingga Rp50 juta, bunga ringan mulai dari 0,1% per hari, tenor hingga 9 bulan, tanpa jaminan, dan diawasi langsung oleh OJK.
Gunakan JULO untuk memperkuat langkah strategismu â dari ekspansi produk hingga transformasi digital.
Unduh aplikasi JULO sekarang dan mulai jalankan strategimu dengan percaya diri.
#HidupkanHidupmu bersama JULO.