Daftar Isi chevron down
Daftar Isi
1. Fokus Pada Satu Peluang Dan Satu Tujuan Utama
2. Rancang Rencana Bisnis dsn Visi yang Jelas
3. Kelola Keuangan dengan Dsisiplin Sejak Awal
4. Pahami Target Pasar dan Kebutuhan Konsumen
5. Analisis Kompetitor dan Temukan Keunggulanmu
6. Terus Berinovasi dan Beradaptasi
7. Jaga Layanan dan Kepuasan Pelanggan
8. Konsistensi dan Kedisiplinan : Kunci dari Semua
9. Hadapi Kegagalan Sebagai Proses Belajar
10. Manfaatkan Teknologi dan Ekosistem Digital
11. Siapkan Modal dan Kelola Pembiayaan Secara Bijak

Tips dan Trik dalam Berbisnis: Panduan Lengkap Agar Usaha Bertahan dan Berkembang

tips dan trik dalam berbisnis

Berbisnis bukan sekadar menjual produk, tetapi tentang membangun nilai dan kepercayaan.

Di era digital yang penuh peluang, semakin banyak orang tertarik untuk menjadi wirausahawan. Namun, menurut laporan McKinsey & Company, sekitar 50% bisnis kecil gagal dalam lima tahun pertama karena kurangnya perencanaan, disiplin finansial, dan strategi pasar yang matang. Angka ini menunjukkan bahwa memulai usaha saja tidak cukup—dibutuhkan strategi, ketekunan, dan pengetahuan agar bisnis bisa bertahan dan berkembang.

Artikel ini merangkum tips dan trik dalam berbisnis yang relevan bagi siapa pun, baik kamu yang baru ingin memulai maupun yang ingin mengembangkan usaha yang sudah berjalan. Panduan ini dirancang berdasarkan prinsip berbasis pengalaman nyata, disusun dengan keahlian, mengacu pada sumber terpercaya, dan berfokus pada kepercayaan publik

1. Fokus Pada Satu Peluang Dan Satu Tujuan Utama

ilustrasi palang yang bertuliskan focus

 

Banyak pebisnis pemula gagal karena terlalu ingin mencoba segalanya sekaligus. Padahal, fokus adalah bahan bakar utama kesuksesan.
Menjalankan berbagai ide tanpa arah hanya akan menguras energi dan modal. Sebaliknya, temukan satu bidang yang paling kamu kuasai dan bangun posisi kuat di sana. Misalnya, jika kamu ahli membuat kue, jangan langsung membuka bisnis katering, minuman, dan snack bersamaan—kuasai satu dulu, baru kembangkan.

Menurut pengusaha sukses Bob Sadino, “Orang sukses bukan karena banyak ide, tapi karena tahu satu ide dan menjalankannya sampai berhasil.” Fokus memungkinkanmu mengenali pasar dengan lebih dalam, menyusun strategi yang lebih tajam, dan membangun reputasi bisnis yang jelas di mata konsumen.

Kuncinya: pilih satu arah, tetapkan target realistis, dan konsisten mengejar tujuan itu sebelum berpindah ke peluang lain.

2. Rancang Rencana Bisnis dsn Visi yang Jelas

sekumpulan orang sedang membahas visi misi perusahaan

Setiap bisnis sukses dimulai dengan rencana yang terstruktur dan visi yang kuat.
Rencana bisnis bukan hanya formalitas di atas kertas—itu adalah peta jalan yang membantumu melangkah di tengah ketidakpastian.
Tuliskan dengan detail: siapa target pasar kamu, bagaimana cara menjangkau mereka, siapa pesaingmu, berapa modal yang dibutuhkan, dan bagaimana strategi pemasaranmu.

Studi dari Harvard Business Review menunjukkan bahwa pengusaha yang menulis rencana bisnis sejak awal memiliki peluang 16% lebih besar untuk berkembang sukses dibanding yang tidak.
Rencana yang solid juga membantumu menarik investor, mitra, atau lembaga keuangan karena mereka melihat kejelasan arah bisnis yang kamu jalankan.

Langkah praktis:

  • Buat analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat).
     
  • Susun proyeksi keuangan realistis 6–12 bulan ke depan.
     
  • Tulis visi jangka panjang yang mudah dipahami semua anggota tim.
     

Namun, ingat: rencana tidak akan bermakna tanpa eksekusi. Seimbangkan perencanaan dan tindakan nyata di lapangan.

3. Kelola Keuangan dengan Dsisiplin Sejak Awal

seseorang menulis di buku catatan

Keuangan adalah urat nadi bisnis. Banyak usaha bangkrut bukan karena produk buruk, tapi karena arus kas berantakan.
Riset Preferred CFO menunjukkan bahwa 82% kegagalan bisnis kecil disebabkan oleh masalah cash flow—mulai dari pencatatan tidak rapi, pengeluaran berlebih, hingga salah alokasi modal.

Catat semua pemasukan dan pengeluaran, sekecil apa pun. Pisahkan uang pribadi dari uang bisnis. Gunakan aplikasi pembukuan sederhana atau spreadsheet untuk memantau arus kas dan margin keuntungan.

Tips praktis:

  • Buat laporan keuangan mingguan.
     
  • Sisihkan dana darurat usaha minimal untuk 3 bulan operasional.
     
  • Hindari berutang konsumtif—gunakan modal hanya untuk kegiatan produktif.
     

Dengan sistem keuangan yang disiplin, kamu bukan hanya menjaga keberlangsungan usaha, tetapi juga membangun kredibilitas di mata investor dan lembaga keuangan.

Baca Juga: Memahami Manajemen Risiko Keuangan

4. Pahami Target Pasar dan Kebutuhan Konsumen

orang orang sedang berdiskusi di meja kantor

Tidak ada bisnis yang berhasil tanpa mengenal pelanggannya.
Data dari CB Insights menunjukkan bahwa 42% startup gagal karena produk yang dibuat tidak dibutuhkan pasar. Maka, sebelum meluncurkan produk, lakukan riset sederhana: siapa target pasarmu, apa kebutuhannya, dan bagaimana produkmu menjawab kebutuhan itu?

Contohnya, jika kamu menjual produk skincare, pahami jenis kulit target pasar, preferensi kemasan, hingga rentang harga yang ideal.
Gunakan survei online, polling media sosial, atau wawancara pelanggan potensial untuk mendapatkan data nyata. Dari situ kamu bisa menentukan strategi diferensiasi yang membuat produkmu menonjol dibanding kompetitor.

Seperti yang dikatakan Bob Sadino, “Kalau mau menjual sesuatu, pahami dulu siapa yang akan membeli.”
Dengan memahami pasar, kamu bukan hanya menjual produk, tapi menawarkan solusi yang relevan dan dibutuhkan.

5. Analisis Kompetitor dan Temukan Keunggulanmu

tulisan target market di atas tumpukan uang

 

Kompetisi adalah sinyal bahwa pasar itu menjanjikan. Namun, untuk menang, kamu harus tahu apa yang membuatmu berbeda.
Pelajari strategi kompetitor: bagaimana mereka menjual, berapa harga produk mereka, bagaimana mereka melayani pelanggan, dan di mana kekurangan mereka.

Misalnya, jika pesaing lambat membalas pesan pelanggan, kamu bisa unggul lewat kecepatan respon. Jika mereka menjual mahal, mungkin kamu bisa menghadirkan produk dengan harga lebih bersahabat namun tetap berkualitas.
Kuncinya adalah diferensiasi. Jangan meniru, tapi temukan celah untuk unggul.

Menurut Albright Stonebridge Group, pelaku bisnis yang secara rutin menganalisis kompetitor memiliki peluang 30% lebih besar meningkatkan efisiensi dan inovasi produk.

6. Terus Berinovasi dan Beradaptasi

lampu di atas papan tulis hitam

Pasar berubah cepat. Selera pelanggan hari ini bisa berbeda besok. Karena itu, inovasi bukan pilihan, tapi keharusan.
Kamu tidak perlu menciptakan teknologi baru—kadang inovasi sesederhana memperbarui kemasan, membuat promo kreatif, atau menambah fitur layanan yang memudahkan pelanggan.

Contoh nyata datang dari banyak UMKM kuliner yang beralih ke sistem delivery selama pandemi dan justru bertumbuh. Menurut data Xendit, 84% UMKM yang beradaptasi ke transaksi digital mencatat peningkatan penjualan.

Strategi inovatif yang bisa kamu terapkan:

  • Dengarkan masukan pelanggan dan ubah jadi ide produk baru.
     
  • Amati tren global di media sosial untuk inspirasi.
     
  • Uji ide secara kecil dulu sebelum investasi besar (test & learn).
     

Bisnis yang terus berinovasi akan tetap relevan meski kompetisi semakin ketat.

 

kredit digital Julo

7. Jaga Layanan dan Kepuasan Pelanggan

seorang wanita fokus bekerja di depan laptop

Pelanggan puas adalah iklan terbaik.
Studi Bain & Company menunjukkan bahwa meningkatkan retensi pelanggan sebesar 5% dapat meningkatkan laba hingga 95%.
Karena itu, jangan hanya fokus menarik pelanggan baru, tapi bangun loyalitas pelanggan lama.

Jawab pertanyaan mereka dengan cepat, tangani keluhan dengan empati, dan berikan layanan melebihi ekspektasi. Jadikan setiap interaksi sebagai kesempatan memperkuat kepercayaan.
Seperti kata Bill Gates, “Pelanggan yang paling kecewa justru adalah sumber pembelajaran terbaikmu.”

Kamu juga bisa membuat program loyalitas sederhana—misalnya diskon pelanggan tetap atau hadiah kecil untuk pembelian ke-10.
Langkah-langkah kecil seperti ini bisa membangun reputasi bisnis jangka panjang.

Baca Juga: 5 Cara Menjadi Pebisnis Muda

8. Konsistensi dan Kedisiplinan : Kunci dari Semua

seorang bartender sedang melayani pelanggan sambil tersenyum

Banyak orang mampu memulai bisnis, tapi sedikit yang mampu konsisten.
Bisnis bukan sprint, tapi maraton. Keberhasilan datang dari rutinitas yang dilakukan setiap hari dengan disiplin.
Mulai dari buka toko tepat waktu, posting konten rutin, hingga menjaga kualitas produk tanpa kompromi.

Konsistensi membentuk trust—unsur utama dalam standar Google EEAT. Pelanggan akan mempercayai bisnis yang menunjukkan stabilitas, bukan yang berubah-ubah arah setiap bulan.
Seperti pesan klasik Bob Sadino: “Kalau sudah mulai usaha, jangan berhenti di tengah jalan.”

9. Hadapi Kegagalan Sebagai Proses Belajar

seorang wanita fokus mencatat di depan laptop

Setiap pebisnis besar punya kisah gagal. Bedanya, mereka tidak berhenti di situ.
Data Global Entrepreneurship Monitor menunjukkan Indonesia masih berada di peringkat bawah untuk entrepreneurial confidence, salah satunya karena takut gagal. Padahal, kegagalan adalah guru terbaik.

Evaluasi setiap kegagalan secara objektif—apakah karena produk, strategi pemasaran, atau pengelolaan tim. Dari situ, perbaiki dan bangkit.
Belajar dari kisah Thomas Edison, yang butuh seribu percobaan sebelum bola lampunya menyala.
Kegigihan dan keberanian mengambil risiko adalah bahan bakar pertumbuhan bisnis jangka panjang.

Baca Juga: Ikuti 5 Cara Berbisnis Bagi Pemula

10. Manfaatkan Teknologi dan Ekosistem Digital

para karyawan sedang mengikuti rapat

Teknologi membuka peluang besar bagi semua jenis usaha.
Dari promosi, transaksi, hingga pengelolaan stok—semuanya kini bisa dilakukan secara digital dengan biaya rendah.
Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, lebih dari 20 juta UMKM Indonesia sudah go digital, dan angka ini terus meningkat setiap tahun.

Manfaatkan media sosial untuk membangun brand, gunakan platform e-commerce untuk menjual produk, dan sediakan sistem pembayaran digital agar pelanggan mudah bertransaksi.
Gunakan tools gratis seperti Google My Business atau Canva untuk memperkuat citra profesional.

Teknologi bukan hanya membuat bisnis lebih efisien, tapi juga meningkatkan kepercayaan publik karena bisnismu terlihat modern dan transparan.

11. Siapkan Modal dan Kelola Pembiayaan Secara Bijak

ilustrasi tumpukan uang untuk digunakan sebagai modal

 

Modal adalah bahan bakar utama bisnis, tapi cara mengelolanya menentukan seberapa jauh kamu bisa melaju.
Pastikan modal awal cukup untuk operasional minimal tiga bulan pertama. Jika butuh tambahan dana, pertimbangkan sumber pembiayaan terpercaya seperti bank, koperasi, atau fintech berizin OJK.

Gunakan modal hanya untuk hal produktif—misalnya membeli peralatan, bahan baku, atau kampanye pemasaran yang terukur.
Hindari pengeluaran yang tidak berdampak langsung pada pertumbuhan bisnis.

Jika membutuhkan dukungan modal fleksibel, JULO Kredit Digital bisa menjadi solusi terpercaya.
JULO menawarkan limit pinjaman hingga Rp50 juta, bunga ringan mulai 0,1% per hari, tenor fleksibel sampai 9 bulan, tanpa jaminan, dan telah diawasi langsung oleh OJK.
Dengan dukungan finansial yang tepat, kamu bisa fokus membangun strategi dan mempercepat pertumbuhan usaha.

Menjalankan bisnis bukan soal seberapa cepat kamu berhasil, tetapi seberapa kuat kamu bertahan dan beradaptasi.
Dengan menerapkan tips dan trik dalam berbisnis di atas—mulai dari fokus pada satu tujuan, memahami pelanggan, mengelola keuangan, hingga berinovasi secara konsisten—kamu sudah membangun fondasi bisnis yang kokoh dan berkelanjutan.

Setiap pengusaha sukses berawal dari langkah kecil. Mulailah hari ini dengan perencanaan yang matang dan komitmen kuat untuk terus belajar.
Jika kamu membutuhkan dukungan finansial untuk memulai atau mengembangkan bisnis, JULO siap menjadi mitra pertumbuhanmu.

Unduh aplikasi JULO sekarang, ubah ide menjadi peluang nyata, dan jadikan bisnismu kisah sukses berikutnya di Indonesia.